Delia Elena San Marco - oleh Jorge Luis Borges
Desember 05, 2017Kita mengucapkan selamat tinggal pada satu sudut di Plaza del Once.
Dari trotoar di sisi jalan aku berbalik dan menoleh ke belakang, kulihat kau pun berbalik, lalu melambaikan tangan mengucap selamat tinggal.
Arus mobil dan orang-orang terus berlalu-lalang di sekitar kami; ini baru jam lima sore. Bagaimana aku bisa tahu bahwa mereka semua adalah bagian dari sungai Acheron yang sedang muram, dimana tak ada yang akan berani melintasinya untuk yang kedua kali?
Kemudian kita merasa kehilangan satu sama lain, dan bertahun-tahun kemudian kau telah mati.
Dan kini aku menggali lebih dalam ke setiap memori dan setiap kenangan bahwa hal itu adalah suatu kesalahan, bahwa dibalik perpisahan yang nampak sepele, ada sebuah perpisahan yang akan terjadi selamanya.
Semalam tadi aku tidak keluar untuk makan malam. Hanya demi memahami hal-hal seperti ini, hingga aku membaca ulang beberapa tulisan Plato yang pernah diucapkan oleh para guru. Aku membaca bahwa jiwa bisa terbang bebas namun raga akan mati dan kandas.
Dan sekarang aku bahkan tak tahu apakah kebenaran itu terletak pada sebuah kenyataan yang memilukan atau pada sebuah perpisahan yang tak bersalah.
Karena jika jiwa tak bisa mati, dan kita tidak perlu tertekan pada sebuah perpisahan.
Mengucapkan selamat tinggal adalah penolakan terhadap sebuah perpisahan; itu sama saja seperti, Hari ini kita berjalan dengan cara kita sendiri, namun kita akan berjumpa kembali suatu hari nanti. Seorang pria selalu menyadari bahwa perpisahan ada karena entah bagaimana mereka mengetahui bahwa diri mereka akan hidup abadi, bahkan bila satu saat nanti mereka akhirnya menyadari dirinya sendiri adalah satu bagian dari sekumpulan yang fana.
Satu hari nanti, kita akan mengungkit pembicaraan ini kembali, Delia — di tepi sungai yang mana? — dan kita akan mempertanyakan diri kita sendiri tentang seperti apa kita dahulu kala, di sebuah kota yang telah lenyap dari setiap dataran fana, Borges dan Delia.
______
* Dari cerita pendek Delia Elena San Marco, oleh Jorge Luis Borges. Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Andrew Hurley, dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Andika Wahyu Adi Putra.
0 komentar